Pendidikan Kepemimpinan Mahasiswa Teknokrat, Mahathir : Pemimpin Harus Bisa Membangun Tim

Bandarlampung, Warta9.com – Ketua Yayasan Pendidikan Teknokrat Dr. H. Mahathir Muhammad, SE, MM, kembali memberi materi dalam kegiatan Leadership Education Program Universitas Teknokrat Indonesia, Rabu (13/2/2019).

Mahathir Muhammad yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III ini, pada sesi ke VII membekali mahasiswa masalah Team Building. Yaitu proses membantu sebuah tim untuk meraih goal atau tujuan yang diinginkan tim.

Menurut Mahathir, menjadi pemimpin tidaklah mudah. Karena seorang pemimimpin harus dapat membangun suatu tim. Tim yang berkomitmen untuk mencapai tujuan yang sudah dicanangkan bersama.

Banyak orang mengejar jabatan, karena ingin dihormati. Pemimpin karena hanya mengandalkan otoritasnya, maka dia akan ditakuti dan disegani saat masih menjabat. Tapi setelah tidak menjabat tidak lagi dihormati. Pemimpin seperti ini hanya mengandalkan otoritasnya atau kekuasaannya.

Menurut Mahathir, yang harus dimiliki oleh pemimpin dia harus punya teman atau teamwork. Bagaimana agar punya teman, maka harus punya tim yang solid dan semangat kerja. “Jangan cuma pemimpin yang semangat tapi timnya lemas. Begitu sebaliknya, ketuanya semangat timnya lemas.

Bagaimana membangun tim yang hebat untuk menghadapi revolusi industri 4.0 ? Mahathir membeberkan panjang lebar kepada peserta pendidikan kepemimpinan.

Ia menjelaskan, Tim dengan personil yang ada, harus ada koordinasi, komunikasi untuk menyampaikan keinginan atau tujuan bersama. Jangan sesama tim tidak ada koordinasi, sehingga yang kerja hanya ketua. “Karena tidak ada komunikasi dan koordinasi maka yang capek hanya ketua saja. Ini terjadi karena tidak ada komunikasi dan koordinasi dengan tim,” ujar Mahathir.

Semua tim harus punya tujuan dan semangat yang sama. Tapi kenyataannya banyak tantangan yang dihadapi seorang pemimpin untuk mewujudkan tujuan. Yang lebih membahayakan lagi jika seorang pemimpin yang tidak punya semangat.

Kemudian, lanjut Mahathir, tim yang ada harus mempunyai komitmen. Tim yang ada harus tetap komitmen untuk terus bersemangat dengan teamwork. Untuk mewujudkan itu, kata kuncinya dalam sebuah tim kata Mahathir, harus ada saling percaya.

Kenapa perlu tim? Karena dengan adanya keterampilan dan pengetahuan, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki anggota tim bisa mewujudkan tujuan. Tugas seorang pemimpin harus mengetahui kelebihan dan kekurangan tim. Dengan saling menutupi dan melengkapi kekurangan yang ada maka bisa meraih tujuan yang diinginkan.

Tim juga harus punya sikap antusias atau semangat. Rasa semangat harus muncul dari dalam, bukan karena ada unsur lain. Mahasiswa Teknokrat ditanamkan untuk semangat meraih sukses. Semangat itu, telah ditunjukkan oleh Rektor Teknokrat Dr. HM. Nasrullah Yusuf dan dosen-dosen yang ada.

Berkaitan dengan era revolusi industri 4.0, bagaimana memanfaatkan teknologi yang ada. Dalam sebuah perusahaan besar, rapat-rapat sudah mulai menggunakan teknologi. Tidak lagi rapat-rapat dilakukan dengan pertemuan secara fisik, karena membutuhkan biaya besar. Dengan teknologi yang ada sudah bisa melakukan koordinasi, rapat dengan tim. Tapi, dengan teknologi yang masih ada kelemahan, karena itu tidak bisa diterapkan secara utuh, karena ada hal-hal yang perlu dilakukan dengan pertemuan fisik.

Dalam kesempatan ini, Mahathir juga menekankan bahwa seorang pemimpin harus banyak pengorbanannya. Dalam teamwork juga kalau ada persoalan atau masalah, maka harus disampaikan. Sebab, kalau ada masalah didiamkan tidak disampaikan, maka masalah akan menjadi makin besar dan mengancam kelangsungan tim atau dalam dunia usaha perusahaan. Begitu juga seorang pemimpin juga harus bijak, tidak cuma bisa marah, tapi bisa menerima masukan dari bawah.

Tim juga perlu kreatifitas, tidak dikekang sehingga anggota tim bisa berkembang. Tim juga harus punya inisiatif dan bisa bertindak cepat bila ada masalah. Pemimpin tim juga harus bisa meningkatkan produktifitas, sehingga sama-sama meraih sejahtera. Dengan kontribusi tim, maka sebuah perusahaan bisa semakin berkembang dan maju. Sehingga berdampak pada kesejahteraan karyawan dan masyarakat.

Dalam penyampaian materi, doktor jebolan UGM ini tidak hanya menyampaikan materi satu arah. Tapi untuk membuat peserta pendidikan kepemimpinan tidak bosan dia memberi permainan yang berkaitan dengan materi. Dimana peserta dilihat dalam sebuah tim bisa kompak atau tidak dengan kelompoknya dalam melaksanakan tugas. (W9-jam)

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.