Pembangunan Gedung Grand Mercure Disorot, Banyak Pejabat Kota Kebakaran Jenggot

Bandarlampung, Warta9.com – Pembangunan gedung megah sekaligus tertinggi di Lampung Grand Mercure yang direncanakan 32 lantai, belakangan menuai protes dari sejumlah kalangan. Sebab, proses pelaksanaan pembangunan menuai banyak kejadian, seperti kecelakaan kerja.

Akibat serangan dari Komisi III DPRD Bandarlampung dan sejumlah pihak, pejabat Pemkot Bandarlampung terutama instansi terkait seperti Dinas Pemukiman dan Perumahan, BPMP bahkan Sekkot juga kebakaran jenggot.

Kepala Badan Penanaman Modal Perizinan (BPMP) Kota Bandarlampung Syaprodi mengatakan, izin awal pembangunan Grand Marcure sudah terbit sejak 2014 lalu. Investor harus merogoh kocek untuk mengurus biaya perizinan pembangunan sebesar Rp 1,2 miliar.

“Mereka ini pengusaha besar. Jadi, tidak mungkin memulai membangun sebelum mereka mengantongi izin awal. Sebab, bisa berurusan dengan banyak pihak mulai dari kepolisian, tata kota dan lainnya,” kata Syaprodi.

Grand Marcure yang dibangun di pusat Kota Tapis Berseri ini telah mengurus izin pendahuluan membangun (IPM) sejak tahun 2014. “Grand Marcure ini rencananya akan dibangun 32 lantai dengan empat lantai di bawah tanah,” ungkapnya.

Menurut dia, perlu teknologi canggih dan pengalaman untuk mengerjakan proyek dengan desain empat lantai di bawah tanah. “Kalau kontraktor tidak canggih, tidak mungkinlah bisa terdapat empat lantai di bawah tanah,” imbuh Syaprodi.

Empat lantai tersebut nantinya akan dibuatkan basement dan beberapa ruangan. “Kalau konsep yang kami lihat Grand Marcure ini terlihat sangat megah dan mewah. Belum ada konsep seperti itu di Lampung ini,” katanya.

Di Grand Mercure ini, terdapat juga mal yang nantinya beroperasi satu atap dengan hotel. “Kalau mengenai berapa lantai yang akan digunakan untuk mal, belum bisa dipastikan. Itu baru bisa diketahui ketika bangunan sudah mencapai 60 persen dan adanya pengurusan izin usaha,” kata dia.

Syaprodi memerkirakan jumlah kamar hotel yang tersedia di Grand Mercure mencapai 400 kamar. Asumsi itu berdasarkan ketinggian hotel yang mencapai 32 lantai tersebut. “Ini menarik. Untuk kapasitas mesin lift biasanya kan hanya mencapai 19 lantai. Tapi, sudah pasti nanti akan tersambung menuju lantai paling atas. Seperti gedung-gedung pencakar langit di Jakarta atau kota besar lainnya,” kata dia.

Menurut Syaprodi, pembangunan Grand Mercure akan berdampak positif terhadap masyarakat Bandarlampung. Sebab, bisa dipastikan akan tercipata lapangan pekerja yang mampu menyerap ratusan tenaga kerja. Penciptaan lapangan kerja ini secara otomatis akan berpengaruh positif bagi perekonomian masyarakat.

Sekkot Angkat Bicara
Sekretaris Kota Bandarlampung Badri Tamam mengatakan, pemkot mendukung penuh adanya pembangunan Grand Mercure di pusat kota. Menurut dia, pembangunan Grand Marcure sangat bagus untuk kemajuan Bandarlampung dari segala sisi. “Kalau Kota Bandarlampung mau jadi kota metropolitan ya harus mendukung segala pembangunan yang positif,” katanya.

Dia optimistis Grand Marcure bisa dijadikan ikon Kota Bandar Lampung karena kemegahan dan keindahan serta jumlah lantai yang dimiliki. “Kami mendukung adanya pembangunan. Izinnya sudah kami keluarkan,” kata Badri Tamam. (W9-jam/noe)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.