Miris..! Nyawa Melayang Terbuai Janji Demo Berkedok Perjuangan Rakyak

Indramayu, Warta9.com Aksi unjuk rasa ribuan massa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-Kamis) di kawasan PG Rajawali 2 Jatitujuh, Majalengka, kemarin, rupanya tidak murni menyuarakan tuntutan masyarkat petani tebu. Namun dibalik itu ada iming-iming upaya pembagian lahan bagi anggota yang sudah menyetorkan sejumlah uang kepada oknum pengurus organisasi penggerak demo tersebut.

Ayati istri almarhum Sukra (korban) mengaku, keikut sertaan dirinya bersama suami dan keluarga bermula dijanjikan untuk melakukan pematokan lahan PG Rajawali bukan aksi unjuk rasa. Ia bersama keluarga sudah mempersiapkan patok-patok yang menjadi senjata pembatas lahan yang dijanjikan seluas dua hektare tersebut.

“Kami di iming-imingi. Saya sudah bayar Rp3,5 juta untuk mendapatkan garapan lahan tebu,” ungkapnya kepada Warta9.com di RSUD Indramayu, Kamis (27/9/2018) malam.

Ia tidak menyangka, jika setelah tiba di kawasan PG Rajawali 2, bergabung bersama ribuan masyarakat petani untuk melakukan aksi unjuk rasa (demo). Bahkan endingnya ia harus kehilangan nyawa suami tercinta akibat peristiwa tersebut.

Menurutnya, uang sebesar itu diserahkan kepada kordinator desa bernama Syahril, dua bulan yang lalu. Mendengar bujukan dan harapan baik tersebut, pihaknya tertarik untuk ikut menggarap lahan milik PG Jatitujuh, kendati dirinya sudah memiliki lahan garapan seluas 1 hektare di wilayah Kecamatan Kroya.

Saat ditanya berapa jumlah warga masyarakat petani diwilayah Kecamatan Kertasemaya, khususnya Desa Lemahayu yang ikut bergabung untuk menggarap lahan dan ikut aksi unjuk rasa. “Jumlahnya sekitar 50 orang yang kemarin ikut aksi unjuk rasa dan datang ke lahan tebu,” tuturnya.

Sementara itu, Syahril ketika dikonfrontir dihadapan Ayati membantah jika uang yang diberikan itu adalah biaya administrasi perjuangan sebagai anggota F-Kamis, apalagi dikaitkan dengan upaya jual beli lahan PG Rajawali 2 Jatitujuh. Kendati keduanya saling tuding bahwa pengakuan Ayati belum menggarap lahan, sementara Syahril dengan kode khusus menegaskan jika saat ini sedang dibajak dan dalam proses penggarapan lahan.

Syahril menjelaskan, jika peruntukan uang yang sudah diterima dari istri almarhum Sukra untuk pembiayaan traktor bajak lahan. Namun saat didesak siapa yang mengakomodir pembajakan lahan yang dimaksud, dengan gugup ia menjawab kepada organisasi.

Sementara itu, informasi yang diperoleh, keikut sertaan masyarakat yang berkontribusi pada gerakan upaya penguasaan lahan PG Rajawali 2 hingga ke wilayah Kecamatan Balongan dan beberapa daerah yang jauh dari kawasan lahan milik negara. Upaya itu diduga ada indikasi pemain berkedok pejuang rakyat petani tebu.

Maka kondisi tersebut harus segera dihentikan dengan peran aktif semua pihak, Pemkab Indramayu dan Forum Kominikasi Pemerintah Daerah harus segera melakukan langkah pencegahan, agar tak terjadi korban nyawa berikutnya yang tak berkesudahan. (W9-Sai)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.