Ridho Puji Instalasi Bambu MTQ Ke-47

GUBERNUR Lampung M Ridho Ficardo secara resmi membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Ke-47 Tingkat Provinsi Lampung yang dipusatkan di Kabupaten Tulangbawang Barat. Seremoni pembukaan event berskala provinsi tersebut berlangsung di Komplek Islamik Center, Panaragan, Sabtu (27/04) malam.

Dengan Tema “Allah Memberi Waktu, Kita Menuju Cahaya” MTQ di Tubaba ini, mengusung konsep instalasi berbahan bambu berjalan sukses dan meriah dipadati oleh ribuan masyarakat antusias memadati Islamic Center.

Gubernur Ridho mengungkapkan prestasi Provinsi Lampung akhir-akhir ini di setiap kegiatan MTQ di tingkat nasional semakin membaik. Oleh karena itu, gubernur meminta hal ini terus dapat dipertahankan.

Secara khusus, Ridho juga meminta seluruh kafilah dapat bermusabaqah secara fair, serta dewan hakim dapat memberikan penilaian secara obyektif, sehingga menghasilkan para juara yang betul-betul berkualitas.

Gubernur juga menyoroti pelaksanaan MTQ Provinsi Lampung ke-47 di Kabupaten Tulangbawang Barat yang dinilainya unik dan menampilkan ikon bambu di setiap sudut dan propertinya.

Ia juga berharap keunikan-keunikan di Tulangbawang Barat bisa menjadi contoh bagi kabupaten dan kota lainnya di Provinsi Lampung.

“Saya melihat daerah Tubaba sangat banyak berubah menjadi jauh lebih baik di bawah kepemimpinan Bupati Umar Ahmad. Bukan hanya itu, kini sudah menjadi daerah tujuan dan perlintasan jalan tol. Saya mengapresiasi kesiapan Pemkab Tubaba sebagai tuan rumah MTQ ke-47 tahun 2019 ini,” puji Ridho.

Ridho menilai pembangunan di Tubaba bukan hanya mengalami peningkatan pada infrastruktur, tapi juga peradaban masyarakatnya. “Walaupun sebagai kabupaten yang paling muda tetapi sangat cepat progres pembangunanya dengan banyaknya keunikan seni yang dimiliki,” ujar Gubernur.

Lorong Bambu

MTQ ke-47 kali ini mengusung konsep yang unik dan berbeda dari gelaran-gelaran sebelumnya. Pada lokasi MTQ ke-47 Provinsi Lampung, terdapat simbol perjalanan manusia dalam memanfaatkan waktu. Antara lain tercermin dalam lorong waktu, yaitu sebuah terowongan bambu sepanjang 200 meter yang merupakan akses menuju mimbar utama MTQ.

Bupati Tulangbawang Barat Umar Ahmad mengucapkan terimakasih telah diberikan kesempatan menjadi tuan rumah pada MTQ ke-47 Tingkat Provinsi Lampung.

Umar menjelaskan konsep dan inovasi MTQ kali ini.

“Di Arena MTQ Ke-47 Provinsi Lampung ini, ada simbol perjalanan manusia dalam memanfaatkan waktu antara lain tercermin dalam ‘lorong waktu’. Ini merupaka sebuah terowongan bambu yang merupakan jalan akses menuju jalan mimbar utama MTQ, di Kompleks Islamic Center,” ujar Umar.

Umar menjelaskan konsep empat konstruksi batang bambu yang terdiri dari lorong tersebut membentuk Bubu (alat buat menangkap ikan air tawar) sepanjang 200 meter, melambangkan kondisi keberadaan wilayah Tubaba yang banyak genangan air, embung dan dilintasi sungai.

Bubu tersebut menjadi lorong waktu perjalanan manusia supaya tidak merugi. Kemudian sembilan Menara, melambangkan jumlah kecamatan di Tubaba, di mana lima menara didirikan di lorong waktu sebagaimana pengingat waktu sholat, dan empat menara lainnya mengelilingi titik orientasi yang melambangkan arah mata angin utama.

Bangunan Kafilah dan Dome panggung atau Mimbar yang berfungsi panggung utama. Domenya mengambil analogi bentuk rebung bambu yang merupakan tunas awal kehidupan di bumi. Interiornya dibuat seperti gua hira tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama.

“Semoga kita semua termasuk orang orang yang berkualitas yang selalu bersyukur. Untuk itu mudah-mudahan penyelenggaraan MTQ di Kabupaten Tulangbawang Barat ini benar-benar dapat menjadi sarana bagi Umat Islam untuk makin menghargai waktu, memanfaatkannya untuk meraih cahaya dari sang khalik,” tutupnya.

Pada pembukaan acara, hadir juga Duta Besar Palestina untuk RI, Zuhair Al Shun. Dia mengucapkan terimakasih atas sambutan masyarakat. Zuhair menilai MTQ di Provinsi Lampung menunjukan peradaban yang luar biasa dengan berdasarkan kepada kitab suci Al-Quran.

“Selamat atas kesuksesan acara ini, semoga Bangsa ini tetap menjadi Bangsa yang maju dan tetap berpegang teguh kepada persatuan dan kesatuan. Kami tidak akan pernah melupakan perhatian Indonesia kepada rakyat kami,” katanya.

Bukan hanya itu, Zuhair juga mengajak masyarakat Lampung untuk selalu mendoakan Palestina dan bersama sama melindungi Masjidil Aqsa. Pada bagian lain, Zuhair mengatakan menghargai peran penting Indonesia yang telah membantu menciptakan perdamaian Palestina. “Pemerintah Palestina mengucapkan terimakasih atas dukungan dan support yang telah diberikan oleh Indonesia sampai saat ini.

Meskipun menempuh perjalanan jauh dari Jakarta menuju Tubaba, rasa lelah Zuhair sirna melihat sambutan yang luar biasa dan meriahnya MTQ yang diadakan oleh Pemprov Lampung khusunya Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Gerak Tubuh Penari ‘Nenemomeriahkan pembukaan MTQ

NEMEN, Nedes, Nerimo yang berakar dari prinsip Piil Pesenggiri masyarakat Tulang Bawang Barat, Lampung, terinterpretasi dalam gerak tubuh para penari Nenemo yang turut memeriahkan event pembukaan MTQ Ke-47 Tingkat Provinsi Lampung di Tubaba. Para penari ini  seolah menggambarkan prilaku pekerja keras, tahan banting, dan ikhlas dalam menjalani kehidupannya sebagai petani.

Sederet orang bercaping membungkukkan badan, mengangkat kaki mereka seirama dengan gerak menyilang tongkat kayu sepanjang 2,5 meter. Beberapa kali dalam gerakan itu memperlihatkan repetisi menghunjamkan tongkat kayu ke tanah. Persis seperti ketika para petani hendak menanam benih atau dengan gerak tangan yang seolah tengah memetik tanaman. Sementara itu, bunyi musik bambu yang dinamakan Q Thic menjadi pengiring tempo pergerakan mereka, yang tidak menggunakan alas kaki.

Tarian Nenemo memang tercipta dari proses riset yang merepresentasikan laku keseharian masyarakat di Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung, sebagai petani. Kabupaten yang baru lahir pada 2008 dari sempalan pemekaran wilayah Tulang Bawang ini memiliki multietnik, seperti kita mengenal Lampung pada identitasnya sebagai tanah transmigrasi.

Suku Jawa, Sunda, Bali, bermukim di sini, menghidupi laku kesenian dan kebudayaan mereka sendiri. Meski tumbuh dengan langgam budaya mereka masing-masing, toh ada ciri yang menjadi benang merah bagi lapisan masyarakat di Tubaba sebagai kabupaten baru. Mereka sama-sama bertani, berladang, dan berkebun.

MTQ Provinsi Lampung ke-47 juga dihadiri Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, jajaran fokorpimda Provinsi Lampung, Kakanwil Kemenag Provinsi Lampung, Ketua MUI Provinsi Lampung, serta para bupati dan walikota se Provinsi Lampung, dengan menghadirkan group legendaris Bimbo. (ADV)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.