Denpasar, Warta9.com – Program Keluarga Berencana (KB) merupakan gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran (menurut kamus besar bahasa indonesia 1997).
Program yang diatur dalam UU RI Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera ini ternyata tidak sesuai dengan Krama Bali.
Oleh sebab itu Gubernur Bali I Wayan Koster, mengeluarkan Instruksi Gubernur No 1545 Tahun 2019, tentang sosialisasi program Keluarga Berencana Krama Bali. Dimana dalam InsGub ini menganjurkan warga Bali khususnya untuk melahirkan lebih dari dua yaitu empat orang yang penyebutannya terdiri atas Wayan, Made, Nyoman, serta Ketut.
“Keluarga Berencana Krama Bali juga diarahkan mengatur kelahiran, jarak mengatur sesuai hak reproduksi dan usia ideal melahirkan dengan tetap menghormati hak reproduksi Krama Bali berdasarkan kearifan lokal yang bertujuan mewujudkan manusia Bali yang unggul dan keluarga berkualitas,” kata Koster disela-sela pelantikan pejabat pemerintah daerah, di Wisma Jaya Sabha Jl. Surapati No.1 Denpasar Timur, Kamis (27/06).
Menyikapi hal ini, Ketua TP PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster juga berharap kedepannya, program KB 4 anak di Bali bisa lebih tersosialisasikan di masyarakat.
“Peran media sangat penting untuk sosialisasi, agar gaungnya lebih besar lagi. Didukung pula sosialisasi langsung ke desa-desa,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Disdukcapil KB Bali I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Saputra mengiyakan kondisi pertumbuhan penduduk asli Bali yang makin menurun.
“Kita ketahui bersama saat ini populasi ‘Nyoman’ dan ‘Ketut’ sudah mulai langka, karena itu sesuai arahan Bapak Gubernur kami susun program untuk kembali kepada konsep keluarga warisan leluhur kita di Bali yakni anjuran untuk memiliki empat anak,” tegasnya.
Dirinya juga meyakinkan bahwa program yang nantinya dirancang dengan nama “KB Krama Bali” ini akan disosialisasikan secara lebih intens dan efektif. (W9-totok)
