Dugaan Korupsi Alkes RSUD Menggala, Winarti Harus Bersihkan Birokrat Korup

Tulangbawang, Warta9.com – Dugaan adanya perbuatan korupsi sejumlah proyek RSUD Menggala Tulangbawang, menuai tanggapan dari sejumlah tokoh di daerah ini.

Ketua P3UW Lampung Nafian Faiz, Senin (14/1/2019), kepada Warta9.com merasa prihatin ada dugaan korupsi di RSUD Menggala yang menjadi rumah sakit rujukan. Menurut dia, perbuatan itu sangat memalukan.

Karena itu, moment ini merupakan saat yang tepat bagi Bupati Tulangbawang Hj. Winarti untuk membersihkan birokrasinya  dari perilaku korup. “Ini penyakit dan harus segera diamputasi, kalau tidak, sulit Kabupaten Tulangbawang akan mampu bersaing dengan kabupaten lain. Kita mau bergerak melayani warga (BMW) seperti apa ? Kalau untuk peralatan rumah sakit saja digarong. Rumah sakit itu vital sekali,  kalau fasilitasnya tak berfungsi pasti pelayanan tak maksimal,” kata Nafian Faiz.

Menurut dia, ini tahun kedua Winarti memimpin Kabupaten Tulangbawang. Ketegasan dalam memimpin sangat dibutuhkan. “Tindak tegas dan perintahkah pihak-pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti ini agar ada efek jera dikemudian hari. Agar kedepan seluruh layanan masyarkat Tulang Bawang bisa maksimal,” tegas Nafian Faiz.

Diberitakan sebelumnya, proyek pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) CT-Scan TA 2015 senilai Rp 5 miliar di RSUD Menggala, diduga bermasalah. Dua kegiatan di rumah sakit daerah senilai Rp1,7 miliar diduga fiktif.

Kegiatan proyek di RSUD Menggala dikerjakan oleh PT. Airindo Sentra Medika, perusahaan beralamat di Jakarta, diduga dipinjam oleh oknum pejabat PUPR Tulangbawang. Perusahaan ini pernah bermasalah dalam pengadaan proyek di Kementerian Kesehatan. Karena KPK membeberkan keterlibatan PT. Airindo Sentra Medika.

Begitu juga dalam pengadaan Alkes RSUD Menggala. Alkes CT-scan yang baru diadakan itu ternyata belum bisa dioperasikan dua tahun alias rusak.

Sehingga pada APBD-P 2015 Ditektur RSUD Menggala Dr. Feby Levarina, Sp.PK, MKes, mengajukan anggaran renovasi CT-Scan sebesar Rp 850 juta berdasarakan LPSE Pemkab Tulangbawang.

Tetapi renovasi CT-Scan itu tidak ada, namun anggaran sebesar Rp 850 juta diduga dicairkan. Sementara alat CT Scan tidak bisa dihidupkan alias mati.

Mirisnya lagi, pihak RSUD Menggala menganggarkan pengadaan Rumah CT Scan tahun 2016 melalui APBD-P senilai Rp 850 juta, tetapi tidak ada kegiatan. Informasinya anggaran sebesar itu diduga dicairkan oleh pihak rumah sakit. (W9-jam/to)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.