Datangi Kantor Direksi PTPN VII, Karyawan Unit Bargen Tuntut Gaji Tepat Waktu

Bandarlampung, Warta9.com – Karyawan PTPN VII Unit Bergen menyampaikan aspirasinya di Kantor Direksi di Bandarlampung, Kamis (7/2/2019). Mereka meminta perusahaan untuk membayar gaji lebih tepat waktu, memperbaiki kerja sama dengan BPJS Kesehatan, dan mempertimbangkan kembali keputusan mutasi atas beberapa rekan mereka yang terkena pemindahan tugas. Sementara, seratusan rekan mereka menunggu di halaman GSG PTPN VII untuk mengawal utusannya.

Diskusi berlangsung kekeluargaan. Utusan dimotori Puji Sartono, anggota DPRD Lampung Selatan dan lima Kepala Desa Penyangga unit. Sedangkan para keryawan terdiri dari Subandi, Ngadiran, dan beberapa yang mewakili masing-masing afdeling. Mereka diterima Sekretaris Perusahaan Agus Faroni, Kabag MKK yang juga Ketua Umum SPPN VII Vedy Pudiansyah, Kabag SDM Sultan Mare, Manajer Unit Bergen Daniel Sholikhin, dan beberapa pejabat lain. Hadir juga, Kapolsek Kedaton Kompol. A. Mutholib dan beberapa tokoh.

Dalam pengantarnya, Agus Faroni mewakili Direksi menyampaikan selamat datang di rumah besar PTPN VII, di Kantor Direksi. Agus mengatakan, kedatangan mereka ibarat anak yang mengadu kepada bapaknya. “Terima kasih atas kedatangannya. Ini adalah rumah bapak-bapak semua. Jadi, mari kita berdiskusi sebagaimana anak dan bapak. Dan mari kita mencari solusi atas masalah yang ada dengan hati yang bening dan saling mengerti. Sebab, sebagai anggota keluarga, kita semua tahu kondisi perusahaan,” kata Agus Faroni.

Persoalan yang disampaikan kepada manajemen, kata Agus, sebenarnya adalah masalah bersama. Diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dikeluhkan oleh karyawan juga sudah berlangsung di Unit Bergen. “Tetapi, karena masih kurang puas, ya sekalian silaturahmi ke Kantor Direksi, kami menyampaikan terima kasih. Nggak apa-apa sering datang ke sini, tetapi mungkin dengan cara yang lebih elegan sambil ngopi-ngopi, gitu,” kata Agus.

Soal tuntutan karyawan, Agus mengatakan direksi sedang pontang-panting berjuang mengatasi defisit keuangan, terutama untuk menutup hajat hidup normatif karyawan, terutama gaji. “Hari ini Direksi tidak ada di tempat, itu karena terus mencari solusi atas masalah kita. Kami sedang upayakan restrukturisasi utang kita di bank supaya bisa lebih ringan dan juga mencari sumber dana lain supaya gaji dan hak bapak-bapak bisa terpenuhi. Yang pasti, kalau dana sudah ada, tidak ada alasan untuk menunda gaji. Ini bukan alasan yang dibuat-buat, sebab sebelum kondisi kita begini, tidak ada cerita gaji terlambat. Yakin, hak-hak karyawan tetap dibayar,” kata dia.

Mengenai BPJS, Agus menjelaskan perusahaan telah memenuhi kewajibannya. Bahwa ada masalah klaim yang tertolak, dia menyatakan bukan karena tidak dibayar, tetapi ada miskomunikasi pihak rumah sakit dengan BPJS. “Tetapi, kalau masih ada kasus yang tertolak, setiap saat kami akan langsung turun tangan. Jadi, tidak ada itu BPJS tidak dibayar,” kata dia.

Sementara itu, Ketua SPPN VII Vedy Pudiansyah juga menyampaikan pengantar untuk memberi wawasan diskusi. Vedy mengatakan, apa yang terjadi saat ini adalah kondisi yang memang tidak kita kehendaki. Ada kondisi tidak normal dari pasar komoditas yang kita usahakan pada beberapa tahun terakhir sehingga PTPN VII mengalami kemunduran sangat besar. “Sepuluh tahun lalu, kita replanting besar-besaran karet dan sawit. Saat itu, harga karet masih Rp35.000 per kilo. Pas kita tanam ulang, harga anjlok hingga di bawah Rp10.000 per kilo. Selain itu, produksi juga turun karena banyak kebun yang belum berproduksi,” kata Vedy Pudiansyah. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.