Capai 21 Ton/Ha, Kelompok Tani Maju I Desa Bajarejo Panen Raya Bawang Merah

Batanghari, Warta9.com – Kelompok Tani Maju 1 (KTM 1) Desa Banjarrejo berhasil memanen komoditas bawang merah dengan produktivitas yang luar biasa mencapai 21,1 ton/Ha.

Panen raya bawang merah itu juga di hadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Lampung Timur, Ir Yusuf HR, Camat Batanghari, Kapolsek, Kepala desa Banjarrejo, Sg Puspito dan kelompok tani sekecamatan Batanghari.

Dalam kesempatan itu Yusuf mengungkapkan panen raya bawang merah tersebut sungguh membuatnya bangga sebab produktifitas yang dihasilkan jauh lebih tinggi dari produktifitas nasional yang rata-rata hanya mencapai 7 ton/Ha.

“Alhamdulillah hasil yang di peroleh dalam panen bawang merah ini jauh dari biasanya, ini menunjukan bawang merah ternyata dapat di budi daya di Lamtim bukan hanya bukan hanya komoditas  pertanian lain pada umumnya,” ujarnya.

Yusuf dalam kesempatan itu memberikan apresiasi kepada para petani yang tergabung dalam KTM 1 yang berhasil membudidayakan bawang merah di desa Banjarrejo sehingga mampu menghasilkan panen melebihi daerah lain di Indonesia.

“Kalau kita bisa kembangkan dan pertahankan produktivitas bawang merah di ini bukan tidak mungkin kiblat penghasil bawang merah beralih di Lamtim,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama Ketua KTM 1 Parwoto menjelaskan Panen bawang merah tersebut secara tidak langsung membuktikan desa Banjarrejo juga dapat menghasil produktivitas pertanian yang dapat mengangkat dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Ini satu bukti bahwa petani tidak hanya bergantung pada komoditas Pajali saja dalam meningkatkan kesejahteraan petani, namun juga melalui komoditas lain seperti bawang merah, dan yang lebih penting adalah dengan menanam bawang merah ini setidaknya dapat memutus siklus hama di wilayah pertanian setempat,” urainya.

Secerah terpisah Kades Banjarrejo Sg. Puspito sangat mendukung program-program dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya petani.

“Ini merupakan sebuah kebanggan tersendiri bagi desa Banjarrejo sebab selain program pembudayaan bawang merah merupakan pilot projek di Lamtim yang kebanggaan, ternyata hadil panennya dapat dibuktikan untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.

Harapan yang sama juga disampaikan ketua Maporina Lamtim, Budi Santoso, bahwa sejatinya Lamtim ekologinya sangat mendukung untuk pengembangan tanaman bawang merah, tanah yang subur dan hama penyakit yang masih minim, sehingga biaya produksi yang dikeluarkan sangat minim.

“Dengan produktivitas yang tinggi dan biaya tanam yang rendah menjadikan tanaman ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” jelasnya.

Budi dalam kesempatan itu juga mengatakan Maporina Lamtim yang selalu melakukan pendampingan juga dapat membuktikan dengan priduktivitas 21 ton/Ha dan dengan harga dipasaran yang mencapai 25 ribu/kg, maka pendapatan petani lebih dari Rp 528 juta/Ha dalam satu siklus musim tanam bawang merah.

Senada juga dijelaskan H Muhammad petani bawang merah dari kabupaten Brebes yang menjadi mentor KTM 1, rata-rata di kabupaten Brebes hasil ubinan seluas satu meter persegi antara 2 sampai 2,5 kg sedangkan di Lamtim mencapi 4,3 kg.

“Saya juga takjub dengan hasil panen bawang merah di Lamtim, di brebes paling tinggi kami hanya menghasil 16 ton/Ha tapi di Lamtim bisa mencapai 21  ton/Ha ini membuktikan bahwa Lamtim merupakan daerah potensial penghasil bawang merah di Indonesia,” pungkasnya. (W9-jos)

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.