Baru Sepekan Panen, Harga Tangkap Ikan Sudah Anjlok

Jembrana, Warta9.com – Sudah tak bisa dipungkiri dan telah menjadi tradisi, jika panen ikan yang diperoleh nelayan Kabupaten Jembrana, saat melaut, pasti dibarengi dengan anjloknya harga seperti yang sudah biasa mereka alami.

“Harga tinggi hanya bertahan kurang dari satu minggu, setelah itu harganya anjlok hampir separuhnya,” ucap Akim, seorang nelayan di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Senin (4/3/2019).

Ia mengatakan, nelayan rata-rata hanya mengikuti harga yang ditetapkan oleh makelar (blantik ikan), sehingga masalah harga sangat mudah dipermainkan. Oleh karena itu, para nelayan tidak punya pilihan selain menjual hasil tangkapannya kepada makelar, karena kelompok pedagang tersebut merupakan penyerap terbesar ikan.

“Pabrik-pabrik yang di sini maupun Pulau Jawa, juga banyak menggunakan jasa makelar untuk mendapatkan ikan. Bahkan, hal seperti ini sudah berlangsung puluhan tahun,” akunya.

Anjloknya harga ikan juga dibenarkan oleh Samsuri, Madek, Hasan dan sejumlah nelayan Desa Pengambengan lainnya. Yang rata-rata tidak terlalu memikirkannya, karena bagi mereka yang terpenting saat melaut mendapatkan hasil tangkap.

Samsuri menambahkan, sebelumnya sudah hampir tiga bulan nelayan laut Jembrana mengalami pacekli. Namun kini saat laut selalu mendapat hasil tangkap yang melimpah, sehingga dia bersama kawan-kawannya tidak terlalu mempedulikan soal harga jual ikan.

“Sekarang setiap hari melaut selalu mendapatkan ikan, antara dua sampai tiga ton. Hasil tangkap ini lumayan, daripada tidak ada sama sekali,” ujarnya.

Dari keterangan mereka diketahui, pada saat awal mereka mendapatkan ikan jenis lemuru, harga jualnya mencapai Rp 8000 hingga Rp 9000 perkilogram. Setelah panen ikan berjalan sekitar lima hari, harga mulai anjlok menjadi Rp 4000 hingga Rp 5000 perkilogram.

“Mau bagaimana lagi, bagi nelayan yang penting saat melaut mendapatkan ikan. Soal harga memang sudah seperti ini sejak dulu, kalau hasil tangkap nelayan banyak pasti harganya anjlok,” tutupnya.

Madek menambahkan, terkait hal itu para nelayan hanya berharap, agar mereka mendapatkan hasil tangkap yang rutin, karena beberapa tahun terakhir mereka sering mengalami masa paceklik saat mencari ikan di perairan Bali. (W9-agus)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.