Banjir Remdam Dua Desa di Kecamatan Rowokangkung Lumajang

Lumajang, Warta9.com – Sejak Sabtu malam, 22 Desember 2018 di wilayah Desa Sidorejo Kecamatan Rowokangkung, diguyur hujan lebat. Alhasil, air pun mulai menggenangi pemukiman warga yang memang letak rumahnya dapat dibilang di bawah rata rata tanah disekitarnya.

Warga pun mulai berbondong bodong mengungsi serta menyelamatkan barang barang elektronik miliknya ke tempat yang lebih tinggi serta yang tak tergenang oleh banjir tersebut

Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban, Minggu (22/12) pagi beserta rombongan turun langsung ke wilayah yang terdampak dari bencana banjir ini. Dari pemantauan, debit air cukup tinggi dan berkisar antara lutut orang dewasa.

Hal ini menyebabkan rentan nya pengungsi terjangkit berbagai penyakit yang disebabkan genangan air yang berada dimana mana ini. Kapolres menghimbau kepada warga agar meninggalkan rumah yang ditinggali karena dikhawatirkan debit air sewaktu waktu akan naik.

Dalam banjir kali ini, tercatat sebanyak 676 kepala keluarga yang terdampak langsung musibah tersebut. Banjir pun melumpuhkan aktivitas dua desa diwilayah Kecamatan Rowokangkung, yakni desa Sidorejo dan desa Ganitri.

Penyebab banjir tersebut juga diketahui berasal dari luapan air sungai di wilayah Jatiroto. Bila hujan deras terjadi di sungai jatiroto, maka hampir dipastikan menyebabkan banjir di wilayah Rowokangkung.

“Kami menghimbau kepada warga agar mencari tempat aman yang sudah disediakan oleh pemerintah, maupun rumah sanak saudara yang memang tidak tergenangi oleh air. Anggota saya akan dikirim untuk membantu warga memindahkan barang ke tempat yang lebih aman serta akan mempatroli rumah yang sudah ditinggalkan, agar tidak terjadi penjarahan pada rumah yang kosong tersebut,” ujar Arsal disela kunjungan kali ini.

Lebih lanjut Kapolres menyampaikan, untuk mengatasi masalah banjir tahunan ini menurut saya ada empat hal yang perlu dilakukan yaitu peninggian tanggul, melakukan sodetan, melakukan normalisasi sungai dan pembuatan pintu-pintu air.

“Sehingga jika terjadi hujan dengan intensitas cukup tinggi, wilayah perkampungan penduduk tidak lagi tergenang oleh luapan sungai tersebut,” tegas Arsal.

Sebagai perbandingan, banjir terparah sebelumnya terpantau dengan ketinggian debet air di tanggul Jatiroto menunjukan angka 210 cm. Sedangkan saat ini ketinggian air terpantau sebesar 240 cm. Hal ini mengindikasikan terjadi kenaikan sebesar 30 cm dibanding banjir terparah sebelumnya.

Tim dari TNI-Polri, Pemda serta BPBD memang telah disiapkan untuk menangani bencana diwilayah Lumajang kali ini. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan pada saat memasuki musim penghujan ini, mereka telah menyiapkan personil serta peralatan penunjang agar jika sewaktu waktu dibutuhkan, dapat dipergunakan sebaik mungkin. (W9-Kar)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.